Kegiatan ini diinisiasi oleh Zoological Community of Celebes sebagai upaya penyadartahuan dan edukasi kepada akademisi dan masyarakat luas terkait dengan fauna endemik maupun Pulau Sulawesi secara umum. Dilaksanakan pada hari Minggu, 31 Januari 2021 dengan Kak Zulkurnia Irsaf sebagai narasumber. Artikel yang disajikan adalah salah satu jurnal tikus berjudul “Evolutionary novelty in a rat with no molars” (Jacob A. Esselstyn, Anang Setiawan Achmadi dan Kevin Rowe, 2012).
Jurnal ini merupakan laporan dari penemuan terbaru genus dan spesies tikus curut yang memiliki sedikit molar (geraham) dan memiliki gigi seri 'bikuspid'. Taksa baru ini ditemukan pada tahun 2011 oleh Esselstyn dan tim di Gn. Latimojong dengan ketinggian 2050 mdpl dan Gn. Gandangdewata dengan ketinggian 1571 mdpl. Taksa baru ini memiliki keunikan pada morfologi dan bentuk gigi serinya yang berbentuk bikuspid serta kurangnya gigi gerahamnya. Bentuk gigi seri yang bikuspid atau bentuk gigi yang memiliki dua ujung (puncak seperti huruf Y) pada masing-masing gigi dengan ujung belakang lebih pendek dibandingkan ujung depan, memudahkan taksa ini untuk memotong-motong makanannya. Taksa baru ini diketahui hanya memakan cacing (vermivorous) di hutan pegunungan yang lembab.
Sumber: Esselstyn, J. A., Achmadi, A. S., and Rowe, K. C. (2012). Evolutionary novelty in a rat with no molars. Biology Letters, 990–993
Comments